Aku Bisa Dipercaya, Ma... | CERPEN

| | 0 komentar

CERPEN - AKU BISA DIPERCAYA, MA....
Pokoknya sekali Mama bilang nggak, ya nggak! Kamu ini nggak usah aneh-aneh, deh, Loudy! Di kasih uang mingguan saja masih belum bisa ngatur, sekarang sudah minta ngekost. Bersihin kamar sendiri juga masih minta bantuan. Lagian buat apa kamu nge-kost? Semua keperluan kamu sudah tercukupi dirumah ini. Apalagi yang kurang?” omel Mama panjang.

Kamu juga apa-apa masih suka sembarangan, suka teledor, bagaimana mungkin Mama bisa tega ngelepas kamu buat ngekost? ‘Ntar kalau ada apa-apa bagaimana? Kan, Mama sama Papa juga yang repot. Udahlah… nggak usah macam-macam!” tegas Mama dengan Ultimatum terakhir. 
“U… uh… Mama payah!” Teriak Loudy sambil membanting pintu kamarnya. Mama Cuma bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan Putra bungsunya itu. 

Sepulang mengunjungi Christian, temannya yang sekolah dan ngekost di Manado, Loudy langsung terpikat sama kehidupan anak kost. Kehidupan anak kost yang bebas, bisa mengatur uangnya sendiri sesuka hati, bisa mengatur dirinya sendiri tanpa harus diawasi ortu, bikin Loudy ngiler kepingin ngerasain jadi anak Kost juga. Wuih… keliatannya, kok, Free banget, deh. Makanya, nggak heran begitu pulang dari Manado, Loudy langsung meminta-minta ke sang Mama supaya diizinkan ngekost. 

“Aduh…. Pokoknya Mama tuh, payah banget, deh, Tian. Nggak mau ngertiin kemauan anaknya. Mama, tuh, masih kolot banget. Pokoknya nggak mau tahu aku, deh. Sebel, kan, jadinya…” Curhat Loudy. 

Diujung telepon sana, Christian cuman bisa senyum-senyum sendiri mendengar keluh-kesah temannya itu. 

“Tian, kok diam saja, sih? Kok, nggak belain Loudy? Gimana, dong, sekarang? Loudy, kan, pengen ngekost kayak Tian,” Protes Loudy setengah merajuk. 

“Aduh, Loudy… Loudy… Tian mau nanya dulu, deh. Maksudnya Loudy pengen ngekost itu untuk apa? Loudy, kan, sudah enak tinggal dirumah sekarang.” 

“Tapi, dirumah nggak enak, Tian. Semua-muanya diawasi sama Mama. Harus inilah, harus itulah. Pokoknya nggak bisa bebas. Nggak enak! Kalau ngekost, kan lain. Mau ngapain aja terserah kita,” jawab Loudy mencoba berargumen. 

“Hmm… Loud… coba dengerin Tian, deh. Yang namanya ngekost itu jangan dikira enak, lho. Kalau kita ngekost, itu artinya kita harus mandiri dan bertanggung jawab dengan diri kita sendiri. Kalau dikasih uang bulanan sama Papa dan Mama, ya… kita harus pintar-pintar ngaturnya biar cukup buat satu bulan. Mau makan seperti apa dan gimana, yang sehat tetapi juga bisa tetap irit. Nggak cumin itu, kita juga harus belajar mengatur waktu sendiri. Kapan waktunya belajar, kapan waktunya nonton Tv, kapan bersihin kamar, kapan harus belajar, kapan harus makan, kapan harus sekolah, ke gereja, ikutan ekskul, de el el. Semuanya harus diatur sendiri sebaik mungkin,” Ternyata Tian tidak jauh beda dengan Mama. Loudy jadi jengkel. 

“Tapi kan… “ 

“Jangan dipotong dulu. Kalau kita nggak bisa ngaturnya dengan baik, ya… sudah pasti bakalan keteteran semuanya. Belum lagi soal bergaul. Kalau kita nggak pintar-pintar bergaul dan memilih teman, bisa-bisa kita terjebak sama pergaulan yang nggak bener. Jangan dikira semua teman kost itu baik. Makanya, jangan menyangka yang namanya ngekost itu selamanya enak. Memang dengan ngekost, kita jadi belajar hidup mandiri. Tapi tanggung jawabnya juga gede, Loud.” 

Loudy menghela nafas panjang. Di seberang telepon Tian kembali melanjutkan omongannya. “Kamu tahu nggak Loud, ku sendiri aja sekarang sering kangen pulang ke Bitung. Sedangkan kamu ada ortu yang bisa kasih nasehat, merhatiin kalau sakit. Nggak usah bingung mikir mau makan apa, dirumah pasti Mama sudah siapin makanan. Kalau lagi sakit, kadang ku suka sedih karena nggak ada Mama yang suka jagain. Nah, Loudy siap nggak dengan semuanya itu? Tian yakin, ortunya Loudy tuh bukannya nggak ngebolehin Louda ngekost. ortu pasti bakalan ngizinin, asal Loudy sendiri mampu dan bisa ngebuktiin kalau Loudy sudah bisa hidup mandiri,” 

Loudy terdiam. Pelan-pelan ia mencoba mencerna kata-kata Tian barusan. Betul juga apa kata Tian. Gimana mungkin Mama kasih kepercayaan dia buat ngekost? Jadwal les, belajar, main, sekolah, ikutan eksul, semuanya masih Mama yang bantuin ngatur waktunya. Makan juga Mama yang siapin. Uang bulanan? Uang mingguan yang dikasih Mama setiap Senin, sering banget baru dua hari udah habis. Belum lagi kalau ngekost mesti nyuci dan setrika pakaian sendiri. Wuah…. Bakalan repot banget. Loudy aja nggak bisa nyuci pakaian. Kalau Loudy ngekost, semua-muanya harus dilakukan sendiri, dong? Aduh… ternyata ngekost ada nggak enakya juga, yach…? 

Minggu pagi, Mama dikejutkan dengan tingkah laku putranya. Nggak biasanya Loudy bangun pagi langsung saat teduh tanpa harus diingetin lagi. Habis saat teduh, Loudy langsung membersihkan kamarnya sendiri, bikin sarapan, terus pergi ke gereja sendiri. Pulang dari gereja, Mama makin terheran-heran ngeliat Loudy sedang belajar nyuci pakaian sendiri. 

Diam-diam Mama terus mengawasi tingkah laku Loudy. Dua minggu belakangan ini Loudy sudah bisa belajar mengatur uang mingguannya. Kalau biasanya baru 2 hari sudah habis , sekarang Loudy bisa mengatur uang mingguannya cukup untuk dipakai seminggu. Kadang bahkan ada sisa. Mama tersenyum melihat perubahan Loudy. 

“Waduh… anak Mama sekarang sudah pintar, ya. Sudah bisa mandiri, ngurus dirinya sendiri. Sudah siap-siap mau ngekost, nich?” Goda Mama melihat Loudy yang tengah sibuk membersihkan kamarnya. 

“Iya.. donk, Ma. Kalau nggak dari sekarang, kapan lagi Loudy belajar mandiri. Ngekost kan, butuh banyak persiapan. Tapi, Loudy nggak mau buru-buru sekarang, deh. Sekarang kan, Loudy baru kelas dua SMA. Nanti saja kalau udah kuliah baru ngekost. Masih banyak yang harus Loudy pelajari biar Loudy bisa dipelajari sama Mama untuk hidup mandiri.” Jawabnya polos.

Mama tersenyum dan memeluk sayang Loudy. “Hmm… Loudy sekarang udah bisa dipercaya,” Gumamnya bahagia…

0 komentar:

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

BUDAYAKANLAH BERKOMENTAR SETELAH MEMBACA
Terima Kasih ^_^

 
© Copyright 2010. Loudewik92.blogspot.com . All rights reserved | Loudewik92.blogspot.com is proudly powered by Loudy92.blogspot.com | Template by Loudy 'L' Ryuzaki